Bila sering kita mendengar kalau biodisel dibuat dengan
bahan baku buah jarak, maka lain halnya dengan biodisel yang satu ini. Lima
orang mahasiswa UII Yogyakarta membuatnya dengan menggunakan minyak goreng yang
sudah dipakai atau orang sering menyebutnya minyak jelantah.
Mereka adalah Kharis Pratama,
Muhammad Idris, Yudi Antono, Jumardin Rua, dan Hikmat Ramdhani. Menurut Kharis,
konsumsi minyak goreng sawit masyarakat Indonesia pertahunnya sebesar 5,5 juta
ton. Hal ini setara dengan 24 persen dari total produksi minyak goreng sawit
yang besarnya mencapai 23 juta ton.
Besarnya konsumsi minyak goreng
di Indonesia inilah ide itu berawal. Minyak jelantah dengan metode yang tepat
dapat diolah menjadi biodisel.
“Kami terpantik untuk meneliti hal ini karena Indonesia termasuk negara yang konsumsi minyak gorengnya tinggi. Hampir semua jenis makanan disini pasti diproses dengan memakai minyak goreng. Dari situ bisa kita tahu jika banyak minyak jelantah sisa produksi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat biodisel”, ungkap Kharis, mahasiswa ilmu kimia UII.
Dikutip dari www.uii.ac.id, proses pembuatan biodisel dari
minyak jelantah berawal dari memasukkan elektroda atau batang logam yang sudah
dilumuri kitosan gel ke dalam minyak
jelantah. Saat itu akan terjadi reaksi transesterifikasi karena adanya aliran
listrik yang dapat memisahkan unsur minyak jelantah menjadi dua lapisan.
Lapisan pertama yang berwarna
coklat adalah gliserol sedangkan
lapisan berwarna kuning adalah biodisel. Lapisan biodisel inilah yang nantinya
akan dimanfaatkan setelah dipisahkan dengan lapisan lain. Dari hasil penelitian
ini didapat kualitas minyak yang baik yang ditandai dengan kadar air dibawah 1
persen.
Mahasiswa UII Ubah Minyak Jelantah Menjadi Biodisel
4/
5
Oleh
Unknown