Saturday, October 10, 2015

Darah Sapi Sebagai Obat Luka Diabetes, Sebuah Penelitian Mahasiswa UGM

http://ugm.ac.id/id/berita/10462-mahasiswa.ugm.sulap.limbah.darah.sapi.jadi.obat.luka.diabetes

Penyakit diabetes menjadi momok yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Luka diabetes termasuk luka yang agak sulit disembuhkan. Mahasiswa UGM berupaya untuk berinovasi dengan memanfaatkan limbah darah sapi sebagai obat luka diabetes. Bagaimana hasilnya? 

Tidak hanya pintar sehingga kuliah di universitas bergengsi, mereka juga pandai meneliti sesuatu yang bemanfaat bagi orang banyak. Mereka adalah sebuah kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap limbah darah sapi sehingga bisa disulap menjadi obat luka diabetes.
Mereka adalah mahasiswa UGM yang terdiri dari Rahmad Dwi Ardhiansyah, Muhammad Nuriy Nuha Naufal, Muhammad Atabika farma Nanda, Riefky Pradipta Baihaqie, dan Kurnia Rahmawati. Meskipun satu diantara mereka berbeda jurusan, Kurnia Rahmawati dari Fakultas Farmasi dan keempat lainnya dari Fakultas Kedokteran Hewan, mereka tetap kompak antar lainnya.
Mengutip dari laman website www.ugm.ac.id (Rabu, 30 September 2015), Rahmad menyampaikan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar ke-5 di dunia yaitu sebanyak 9,1 juta orang. Sehingga pengembangan obat untuk menyembuhkan luka diabetes yang efektif sangat di butuhkan.
Berangkat dari hal tersebut mereka berinovasi untuk mengembangkan obat yang dapat menyebuhkan luka diabetes dengan memanfaatkan limbah darah sapi.
“Indonesia memiliki potensi pengembangan obat dari darah sapi yang bisa diperoleh dari rumah potong hewan (RPH) yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya mencemari lingkungan.”, jelasnya, rabu(30/9) di kampus UGM.
Penelitian dimulai dengan memisahkan platelet yang terkandung dalam darah sapi. Platelet adalah potongan kecil dari sebuah sel yang ditemukan dalam darah yang terlepas dari sel besar yang ditemukan di sumsum tulang atau disebut juga trombosit(www.kamuskesehatan.com). Keudian sebuah basis cream dicampurkan dengan hasil pemisahan hingga menjadi homogen.
“Krim tersebut akan menjadi obat topikal pada kulit sehingga mudah merekat pada luka. Dari perekatan tersebut platelet akan mempengaruhi kesembuhan luka sehingga luka akan sembuh secara cepat dan tanpa bekas.”, ujar Rahmad.
Hasil campuran tersbut adalah sebuah cream yang siap di uji cobakan. Mereka melakukan uji coba yang dilakukan terhadap tikus. Hasilnya sungguh menggembirakan. Obat yang diuji cobakan bereaksi dan dapat menyembuhkan luka kulit pada tikus bahkan tidak berbekas.
“Hewan coba yang diaplikasikan limbah darah sapi memiliki kesembuhan luka lebih cepat dan tanpa bekas dibanding kelompok lain. Pada hari ke-11 sudah terlihat bahwa luka sudahmenutup dan sembuh.”, ungkap Kurnia.
Dibawah bimbingan drh. Yuda heru Fibrianto, MP, Ph.D., obat ini akan dipatenkan sebagai hasil penelitian mereka. Kurnia mengatakan ada banyak manfaat dari obat ini, antara lain dapat menyebuhkan luka bakar, luka gores, luka bekas bedah, dan luka kulit lainnya. Kurnia menjelakan penelitian dengan penggunaan bahan lokal dapat menekan biaya produksi sehingga lebih murah dibanding produk yang sudah ada di pasaran.
“Untuk membuat obat luka komersial Indonesia masih tergantung pada bahan baku obat luka dari luar negeri dan harga masih sangat mahal. Dengan pengembangan obat dengan memanfaatkan bahan lokal dengan jumlah yang melimpah harapannya bisa mengurangi ketergantungan dengan produk impor.”, imbuhnya.
Kita berharap inovasi-inovasi dari pemanfaatan limbah-limbah yang ada di Indonesia dapat terus di galakkan sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.(Lihat Video)

Related Posts

Darah Sapi Sebagai Obat Luka Diabetes, Sebuah Penelitian Mahasiswa UGM
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.