Penyakit diabetes menjadi momok
yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Luka diabetes termasuk luka yang agak
sulit disembuhkan. Mahasiswa UGM berupaya untuk berinovasi dengan memanfaatkan
limbah darah sapi sebagai obat luka diabetes. Bagaimana hasilnya?
Tidak hanya pintar sehingga
kuliah di universitas bergengsi, mereka juga pandai meneliti sesuatu yang
bemanfaat bagi orang banyak. Mereka adalah sebuah kelompok mahasiswa yang
melakukan penelitian terhadap limbah darah sapi sehingga bisa disulap menjadi
obat luka diabetes.
Mereka adalah mahasiswa
UGM yang terdiri dari Rahmad Dwi Ardhiansyah, Muhammad Nuriy Nuha Naufal, Muhammad
Atabika farma Nanda, Riefky Pradipta Baihaqie, dan Kurnia Rahmawati. Meskipun satu
diantara mereka berbeda jurusan, Kurnia Rahmawati dari Fakultas Farmasi dan
keempat lainnya dari Fakultas Kedokteran Hewan, mereka tetap kompak antar
lainnya.
Mengutip dari laman
website www.ugm.ac.id (Rabu, 30 September
2015), Rahmad menyampaikan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara dengan
jumlah penderita diabetes terbesar ke-5 di dunia yaitu sebanyak 9,1 juta orang.
Sehingga pengembangan obat untuk menyembuhkan luka diabetes yang efektif sangat
di butuhkan.
Berangkat dari hal
tersebut mereka berinovasi untuk mengembangkan obat yang dapat menyebuhkan luka
diabetes dengan memanfaatkan limbah darah sapi.
“Indonesia memiliki potensi pengembangan obat dari darah sapi yang bisa diperoleh dari rumah potong hewan (RPH) yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya mencemari lingkungan.”, jelasnya, rabu(30/9) di kampus UGM.
Penelitian dimulai
dengan memisahkan platelet yang terkandung dalam darah sapi. Platelet adalah potongan
kecil dari sebuah sel yang ditemukan dalam darah yang terlepas dari sel besar
yang ditemukan di sumsum tulang atau disebut juga trombosit(www.kamuskesehatan.com). Keudian
sebuah basis cream dicampurkan dengan hasil pemisahan hingga menjadi homogen.
“Krim tersebut akan menjadi obat topikal pada kulit sehingga mudah merekat pada luka. Dari perekatan tersebut platelet akan mempengaruhi kesembuhan luka sehingga luka akan sembuh secara cepat dan tanpa bekas.”, ujar Rahmad.
Hasil campuran tersbut
adalah sebuah cream yang siap di uji cobakan. Mereka melakukan uji coba yang
dilakukan terhadap tikus. Hasilnya sungguh menggembirakan. Obat yang diuji
cobakan bereaksi dan dapat menyembuhkan luka kulit pada tikus bahkan tidak
berbekas.
“Hewan coba yang diaplikasikan limbah darah sapi memiliki kesembuhan luka lebih cepat dan tanpa bekas dibanding kelompok lain. Pada hari ke-11 sudah terlihat bahwa luka sudahmenutup dan sembuh.”, ungkap Kurnia.
Dibawah bimbingan drh.
Yuda heru Fibrianto, MP, Ph.D., obat ini akan dipatenkan sebagai hasil
penelitian mereka. Kurnia mengatakan ada banyak manfaat dari obat ini, antara
lain dapat menyebuhkan luka bakar, luka gores, luka bekas bedah, dan luka kulit
lainnya. Kurnia menjelakan penelitian dengan penggunaan bahan lokal dapat
menekan biaya produksi sehingga lebih murah dibanding produk yang sudah ada di
pasaran.
“Untuk membuat obat luka komersial Indonesia masih tergantung pada bahan baku obat luka dari luar negeri dan harga masih sangat mahal. Dengan pengembangan obat dengan memanfaatkan bahan lokal dengan jumlah yang melimpah harapannya bisa mengurangi ketergantungan dengan produk impor.”, imbuhnya.
Kita berharap
inovasi-inovasi dari pemanfaatan limbah-limbah yang ada di Indonesia dapat terus
di galakkan sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.(Lihat Video)
Darah Sapi Sebagai Obat Luka Diabetes, Sebuah Penelitian Mahasiswa UGM
4/
5
Oleh
Unknown